Mungkin
gunung ciremai ini dikategorikan gunung yang tidak terlalu tinggi bila dibanding
dengan gunung semeru, gunung slamet dan gunung rinjani. Namun gunung ciremai
ini memiliki keistimewaan tersendiri yang membuat para pendaki selalu penasaran
ingin menggapai puncaknya. Gunung ciremai tidak hanya terkenal medanya yang
berat tapi juga terkenal gunung yang angker, menantang, dan istimewa karena
setiap nama pos mengandung makna. Konon di gunung ciremai ini terkenal dengan
mitos nini pelet.
Ada
beberapa jalur yang bisa dilalui untuk mencapai puncak ciremai, yaitu melalui
jalur linggasana, linggarjati, palutungan yang terletak dikabupaten kuningan
dan jalur apuy yang terletak di kabupaten majalengka.Gunung ciremai ini
memiliki kawah ganda yaitu kawah timur dan kawah barat. Gunung ciremai kini
termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki
luas total sekitar 15.000 hektare.
Dari
pengalaman teman2 yang saya temuin di ciremai katanya jalur yang lebih deket ke
puncak dan bersahabat adalah via apuy, sedangkan via palutungan juga bersahabat
hanya jaraknya yang lumayan jauh, sedangkan untuk linggasana dan linggarjati
bisa dibilang jalur yang tersulit dan paling lama karena terkenal dengan
medanya yang menantang tapi petunjuknya jelas. Jalur yang paling popular dan
menjadi rekomendasi pendakian ciremai adalah via linggarjati dan palutungan
karena banyak petunjuknya dan jelas jalurnya.
Pendakian
ke ciremai kali ini saya melalui jalur linggasana tetangganya jalur
linggarjati. Tadinya jalur linggasana itu jalur linggarjati ternyata beda,
jalur linggasana bisa dibilang jalur baru dan diresmikan tahun 2007, Sedangkan
jalur linggarjati itu didekat museum linggarjati. Pendakian ke ciremai ini
sudah saya rencanaain jauh-jauh hari yaitu waktu libur habis lebaran. Waktu itu
rencana saya berangkat bersama teman2, tapi seiring berjalanya waktu saat mau
hari H, satu- persatu temen saya pada batalin semua. Akhirnya saya jadinya
berangkat sendirian nih. Rencana saya pergi ke jawa barat 6 hari, yaitu tujuanya mendaki gunung ciremai lanjut menuju
garut mendaki gunung papandayan mumpung liburan kerja jadi sekalian dah. Berbekal tekad, nekat dan
informasi dari teman2 siapdah untuk exsplore jabar.hehe
Transportasi
Ciremai Via Linggasana / Linggarjati
-
Menggunakan
Bus
Akses
menuju basecamp linggasana atau linggarjati tidaklah sulit. Waktu itu saya
berangkat dari jawa tengah yaitu dari demak. Saya berangkat selasa pagi rencana
mau naik bus, tadinya mau pake kereta karena kehabisan tiket jadinya pake bus
dah. Dari demak saya menuju semarang dulu yaitu terminal terboyo. Transport
menuju Cirebon dari semarang tidaklah sulit, kata petugas terminal bus yang
menuju Cirebon itu banyak, jadwalnya itu pagi, siang, dan sore. Waktu itu saya
berangkat pagi menggunakan bus nusantara sekitar 6-7 jam perjalanan akhirnya
sampai di terminal Cirebon. Dari terminal nanti naik bus/ angkot lagi menuju
kabupaten kuningan nanti turun dipasar atau bundaran linggarjati, setelah itu
naik ojek/ angkot menuju linggasana / linggarjati, basecamp linggasana dan
linggarjati ini satu jalur jadi nanti dari bundaran tinggal pilih mau via linggasana
atau linggarjati nanti dianterin tukang ojek. Kurang lebih 20 menit nanti
sampai di basecamp linggasana/ linggarjati yang jaraknya sekitar 10 menit dari
basecamp linggasana.
-
Menggunakan
Kereta Api
Kalo
mau menggunakan kereta nanti naiknya dari stasiun tawang semarang setelah itu
turun di stasiun prujakan Cirebon. Dari stasiun prujakan naik angkot menuju
terminal Cirebon dulu lanjut naik angkot lagi menuju kabupaten kuningan, sama
turun bundaran menuju linggarjati atau di pasar nanti selanjutnya naik ojek
menuju basecamp.
Perijinan di Basecamp
Linggasana kuningan
Dibascamp
linggasana ini bisa dibilang tempatnya enak dan luas, banyak fasilitasnya ada
kamar mandi, taman, mushola, tempat olah raga tenis meja dan Tempat
istirahatnya juga nyaman. Dibascamp linggasana ini buka 24 jam soalnya denger2
di basecamp linggarjati hanya melayani dari pagi jam 6 sampai jam 8 malam. Jadi
apabila pendaki datang kemaleman di basecamp linggarjati gak boleh masuk
basecamp. Tapi dibascamp linggasana bebas 24 jam melayani pendaki.
Untuk
simaksi pembayaran pendakian ciremai via linggasana setelah masuk taman
nasional gunung ciremai menjadi 50 ribu/ orang ditambah parkir kendaraan 10
ribu/ kendaraan. 50 ribu ini fasilitasnya yaitu dapat makan 1 kali dan minum
sepuasnya. Biasanya apabila ada pendaki datang langsung dibuatin the panas. Dan
juga setelah pendaki selesai mendaki nanti mendapat sertifikat pendakian dari
basecamp bila turun dibascamp yang sama dan jumlah anggota minimal 5 orang.
Kalo 1-4 orang tidak mendapat sertifikat. Di basecamp linggasana ini pendaki
bebas menggunakan fasilitas, kamar mandi, mushola, dan permainan dengan gartis.
Juga terdapat warung makan dan tukang ojek yang siap mengantar bila mau pulang.
Pos Linggasana (700
Mdpl) Menuju Pos Kondang Amis (1.350 Mdpl)
Saya
mulai melakukan pendakian waktu itu hari rabu pagi, sebelumnya saya hanya
sendirian dan waktu regristrasi perijinan pendakian ternyata tidak boleh
melakukan pendakian sendiri. Minimal satu group terdiri 3 orang anggota. Waktu
itu di basecamp yang mau nanjak hanya saya seorang terpaksa saya nunggu
rombongan yang mau berangkat nanjak. tidak lama kemudian ada pendaki dari depok
6 orang mau nanjak juga (Alhamdulillah akhirnya ada barenganya juga).hehe
Tidak
lama kemudian sekitar jam 9 pagi saya mulai mendaki bersama rombongan anak
depok. Tidak lupa sebelum mendaki saya berdoa dulu agar sampai tujuan dan
pulang dengan selamat. Dari basecamp linggasana menuju kondang amis ini
tracknya nanjak tapi ada landainya juga. Jalurnya berupa tanah bebatuan
kemudian dilanjutkan berupa tanah yang tertutup rumput, tapi jalanya masih
kelihatan dan petunjuknya jelas. Pos kondang amis ini berupa selter dan juga
tanah lapang yang luas bisa menampung belasan tenda bila mau ngecamp.
Pos
kondang amis ini adalah pertemuan antara jalur linggasana dan linggarjati. Dari
pos linggasana untuk menuju kondang amis nanti melewati beberapa pos antara
lain kuburan kramat, pangabadakan, sumber air baru kondang amis. Untuk sampai
kondang amis itu memerlukan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Diharapkan
membawa bekal air yang cukup 1 orang minimal 5 liter kalo melewati jalur ini
karena di atas tidak ada sumber air. Sumber air hanya ada sebelum kondang amis.
Sedangkan saya bawa bekal air 8 liter buat persedian jaga2 kalo kehabisan,
lebih baik lebih dari pada kekurangan. Pendaki sekarang itu bukan logistic yang
kekurangan tapi air.
Pos Kondang Amis (1.350
Mdpl) Menuju Pos Kuburan Kuda (1.600 Mdpl)
Saya
sampai di pos kondang amis sekitar pukul 11 siang, saya di pos ini hanya
istirahat sebentar lanjut menuju pos kuburan kuda. Konon katanya di pos kuburan
kuda ini dilarang ngecamp tapi ya gag tau juga si mitosnya memang gitu.hehe
Menuju
pos kuburan kuda jalan tidak jauh beda dengan menuju kondang amis malahan
menuju pos kuburan kuda ini jalan semakin menanjak di tambah jalur yang berupa
tanah yang licin dan berdebu kalau musim kemarau. Tapi jalur linggasana ini
sangat teduh karena tertutup pohon2 jadi tidak panas terkena sinar matahari.
Menuju
kuburan kuda ini memerlukan waktu sekitar 90 menit perjalanan dengan medan
nanjak dan licin berdebu karena tanahnya gambur, kadang bila diinjak tanahnya
geser. Usahakan bawa masker atau buff untuk melindungi dari debu. Sekitar pukul
setengah 1 siang saya dan rombongan depok sampai di pos kuburan kuda yang berupa
tanah lapang yang lumayan luas bisa menampung sekitar 5-6 tenda. Tapi tidak
disarankan untuk ngecamp disini katanya angker. Konon katanya bekas kuburan
kuda tentara jepang, pos ini sering terdengar suara kuda di pos ini.
Pos Kuburan Kuda (1.600
Mdpl) Menuju Pos Pangalap (1.800 Mdpl)
Dari
pos kuburan kuda menuju pos pangalap ini jalan semakin nanjak terjal, siap2
dengkul bak motor GP.haha menuju pos pangalap ini jalur masih sama berupa tanah
yang berdebu dan jalan nanjaknya minta ampun dah bikin ngos2san. Menuju pangalap
di sepanjang jalan sebenernya ada beberapa tanah lapang yang bisa di buat
tempat camp, tapi kalo pengen tempat yang lebih luas pos pangalap ini sangat
cocok buat camp.
Dari
pos kuburan kuda menuju pangalap ini memerlukan waktu kurang lebih 2 jam lah
kalo santai. Di pos pangalap ini berupa tanah lapang yang bisa menampung kira2
sampai 20 tenda. Pos pangalap ini merupakan tanda kita sudah setengah jalan
perjalanan mendaki gunung ciremai.
Konon
bila sampai di pos pangalap ini siap2 saja bakal ada yang mengikutin kita yaitu
jalak hitam dan lebah hitam yang sering mengganggu. Ternyata benar mitos itu,
sesampainya di pos pangalap ini saya dan rombongan depok di sambut oleh
beberapa burung jalak yang kayak tidak takut dengan kita malah mereka mendekati
kita. Satu lagi yang ngikutin saya waktu sampai di pos pangalap ini yaitu lebah
hitam yang mengganggu saya sesampainya di pos pangalap, lebah itu muterin wajah
saya terus sehingga terdengar jelas suaranya mengganggu suasana perjalanan.
Tapi saya tetep membiarkan saja tidak mengganggunya takut kenapa2.hehe
Pos Pangalap (1.800
Mdpl) Menuju Tanjakan Bingbin (1.900 Mdpl)
Setelah
sampai di pos pangalap selanjutnya yaitu tanjakan bingbin dimana kita nanti
bisa temui pohon palem merah. Pendakian baru benar2 dirasakan setelah pos
pangalap ini. Setelah pos pangalap kita nanti tidak dapat bonus alias jalur
landai, dari pos pangalap sampai puncak kita akan disuguhi jalur yang benar2
nyiksa dengkul dah tapi asikk.haha
Tanjakan
bingbin ini berupa tanjakan yang jalurnya berupa tanah yang licin jadi kita
harus ekstra hati2 bila menginjak tanah, apalagi waktu turun harus exstra
waspada karena dalam pendakian yang rawan kecelakaan adalah disaat turun dari
gunung, karena beban yang kita bawa lebih berat 2 x lipat.
Pos
pangalap menuju tanjakan bingbin ini dekat sekali sekitar 30 menit nanti kita
sampai di tanjakan bingbin. Di tanjakan bingbin ini ditandai dengan tulisan
tanjakan bingbin yang menempel di pohon.
Tanjakan Bingbin (1.900
Mdpl) Menuju Tanjakan Seruni (2.080 Mdpl)
Setelah
melewati tanjakan bingbin selanjutnya kita aan melewati tanjakan yang lebih
menantang lagi yaitu tanjakan seruni. Tanjakan seruni ini berupa tanjakan yang
curam dengan sudut kemiringan kira2 65-70 drajat dengan jalur tanah yang licin.
Usahakan bawa sepatu gunung atau sandal gunung biar setiap pijakan kaki kuat
dan tidak licin.
Tanjakan
seruni ini di tandai dengan tanah lapang yang tidak luas dan terdapat tulisan
tanjakan seruni yang tertempel di pohon. Dari tanjakan bingbin menuju tanjakan
seruni itu sekitar 1 jam perjalan normalnya.
Tanjakan Seruni (2.080
Mdpl) Menuju Bapa Tere (2.200 Mdpl)
Nah..
tanjakan Bapa tere inilah jalur yang paling istimewa dan nyiksa abiss..haha
gimana gak nyiksa, melewati bapa tere ini nanti dari kaki, dengkul, sampai
tangan akan ikut serta bekerja keras untuk melewati bapa tere dengan jalur yang
berupa tanjakan curam kira2 75-80 derajat dengan medan yang licin. Tapi tenang
saja di tanjakan ini nanti kita dibantu dengan weebing agar tidak terpeleset
dan terjatuh ke bawah.
Tanjakan
bapa tere ini konon ceritanya ada seorang bapak tiri yang membunuh anaknya
disini, oleh sebab itulah dinamakan bapa tere. Untuk melewati bapa tere kita
harus exstra waspada dan konsentrasi karena bila kita lengah dan salah pijakan
bisa2 kita terjatuh ke bawah. Apalagi waktu turun melewati bapa tere ini di
anjurkan pelan2 dan hati2 dan tetap tenang dan jangan lupa berdoa.hehe
Bapa Tere (2.200
Mdpl) Menuju Batu lingga (2.400 Mdpl)
Batu lingga merupakan tempat
betapanya sunan gunung jati. Dan konon di batu lingga itu terdapat nyi linggi
dan dua macan kumbang yang menggantikan sunan gunung jati setelah sunan gunung
jati tidak bertapa di batu lingga tersebut.
Menuju batu lingga ini kondisi tubuh
dan stamina mulai terkuras, sehingga saya dan teman2 depok sering beristirahat
sambil makan logistic agar stamina strong kembali. Waktu yang diperlukan untuk sampai di batu lingga yaitu kira2 sekitar 1 jam lebih dengan jalur nanjak yang menguras tenaga. Di pos batu lingga ini berupa tanah lapang yang muat untuk
beberapa tenda dengan ditandai tulisan batu lingga yang tertempel di pohon.
Batu Lingga (2.400
Mdpl) Menuju Sangga Buana I (2.545 Mdpl)
Kabut
mulai turun, kita melanjutkan lagi perjalanan menuju sangga buana. Menuju
sangga buana I ini jalurnya gak seberat
sebelumnya mungkin karena kita sudah terbiasa dengan jalur2 nanjak yang sudah
dilalui sebelumnya. Menuju sangga buana I ini memerlukan waktu yang tidak
terlalu lama kira2 1 jam perjalanan.
Sangga
buana I ini ditandai dengan tulisan sangga buana I yang tertempel di pohon yang
berupa tanah lapang yang cukup luas mampu menampung tenda sekitar 10an tenda.
Mungkin apabila stamina sudah mulai lelah dan tidak sanggup melanjutkan lagi,
di sangga buana I ini sangat cocok buat ngecamp dan beristirahat. Tapi rencana saya
dan kawan2 depok mau ngecamp di pos terakhir yaitu pos pangasinan. Meskipun
kondisi fisik yang sudah mulai kurang fit tapi kita tetep mau lanjut sampai pos
terakhir meskipun banyak istirahatnya.
Sangga Buana I
(2.545 Mdpl) Menuju Sangga Buana II (2.665 Mdpl)
Disangga
buana I saya dan kawan2 depok istirahat cukup lama sambil makan logistic untuk
menambah stamina biar strong lagi,hehe
sekitar 30 menit sudah kita istirahat dan kita siap2 lagi lanjut sangga
buana II yang letaknya tidak jauh dari sangga buana I.
Menuju
sangga buana II ini kira2 memerlukan waktu 30 menit dengan medan yang
bersahabat. Di sangga buana II ini juga sangat cocok buat camp karena tempatnya
yang juga luas bisa menampung sampai 8 tenda dome dan jarak sampai puncaknya
juga dekat kira2 1,5 jam sangat cocok buat ngecamp dan beristirahat karena di
pos terakhir pos pangasinan itu tempatnya sempit gak terlalu luas mungkin hanya
bisa menampung 5-6 tenda saja dengan kapasitas 4 orang. Jadi untuk
mengantisipasi kalo waktu mendaki malam minggu mending ngecamp di sangga buana
II saja, takutnya tidak dapat tempat camp di pos pangasinan.
Sangga Buana II
(2.665 Mdpl) Menuju Pangasinan (2.800 Mdpl)
Di
sangga buana II ini saya dan kawan2 depok hanya istirahat sebentar, kebetulan
waktu itu hari kamis malam jumat jadi sepi pendaki sehingga kita mau ngecamp di
pos pangasinan saja.
Pos
panagasinan itu pos terakhir sebelum puncak, konon mitosnya apabila mau selamat
dan tidak tersesat di pos pangasinan, kita harus membawa ikan asin agar selamat
dan tidak tersesat. Menuju pos pangasinan track bener nyiksa ditambah kondisi
fisik sudah mulai lelah sehingga kita banyak istirahatnya. Jalur menuju pos
pangasinan ini berupa bebatuan dengan sudut kemiringan sampai 70 derajat. Jadi
harus ekstra hati2 karena bisa2 nanti kejatuhan batu atau terpeleset karena
berupa bebatuan.
Menuju
pangasinan ini memerlukan waktu kira 1 jam perjalanan tergantung fisik dan
stamina. Di pos pangasinan ini berupa tanah lapang yang tidak terlalu luas
hanya bisa menampung kira2 5-6 tenda. Tetapi di pos pangasinan ini vienya
sangat keren terlihat gunung selamet dari kejauhan.
Sampai
di pos pangasinan saya dan kawan2 depok langsung mendirika tenda dan sebagian
menyiapkan perapian karena waktu itu sangat dingin sekali. Kebetulan di pos
pangasinan hanya ada saya dan kawan2 depok saja, mungkin karena tidak hari
weekend jadinya sepi dah.
Setelah
semua tenda berdiri dan perapian sudah jadi, kita menyiapkan makan buat makan
malam dan setelah itu tidur istirahat lanjut summit ke puncak besok pagi.
Pangasinan (2.800
Mdpl) Menuju Puncak Ciremai (3.078 Mdpl)
Sekitar
pukul setengah 4 pagi kita bangun dan menyiapkan makanan, memasak dulu sebelum
summit ke puncak ciremai. Setelah selesai makan kita sholat dulu, sekitar pukul
5 pagi kita mulai summit ke puncak ciremai tidak lupa berdoa dulu sebelum
summit.
Track
Menuju puncak berupa tanah gambur berdebu seperti pasir, jadi kita harus
siapkan masker atau buff dan kacamata kalo ada agar terhindar dari debu. Dan
kita harus extra hati2 juga dalam pijakan kaki karena jalanya yang licin rawan
terjatuh karena tanjakanya curam sampai 70 derajat.
Akhirnya
setelah 30 menit berjalan akhirnya bau belerang mulai tercium dan akhirnya…. Saya
dan kawan2 depok sampai di puncak tertinggi di jawa barat itu yang penuh
perjuangan.
Sumber Artikel : Explore Mdpl
Sumber Artikel : Explore Mdpl
0 komentar:
Posting Komentar